SEJARAH BIRINGBULU
Abad
Tumanurung
Berbicara
tentang Sejarah Biringbulu, tidaklah terlepas dari Sejarah Kerajaan Gowa.
Kecamatan Biringbulu terbentuk dari hasil pemekaran Kecamatan induk Tompobulu,
pada masa kerajaan silam hingga kini tetap merupakan bagian dari wilayah
Kerajaan Gowa. Biringbulu kini merupakan salah satu wilayah kecamatan di
Kabupaten Gowa sebelah tenggara.
Ketika
Kerajaan Gowa diperintahkan oleh Tumanurung Bainea sebagai Raja
Gowa pertama (1320), maka wilayah kerajaan Gowa saat itu hanya terbatas pada 9
daerah kecil yang disebut Kasuwiang.
Kesembilan daerah kecil itu kemudian lebih dikenal dengan nama Kasuwiang
Salapanga.
Kesembilan
kasuwiang dimaksud adalah : Tombolo, Lakiung, Saumata, Parang-parang,
Data, Agang Jeknek, Bisei, Kalling dan Sero.[1]
Masing-masing
Kasuwiang memiliki pemerintahan tersendiri, namun mereka terikat dalam
suatu persekutuan yang dikoordinir oleh seorang pemimpin yang dituakan yang
disebut Paccallaya sebagai ketua dewan legislatif.
Dari
wilayah Gowa yang disebutkan pada masa Tumanurunga, nampak bahwa, belum
ada daerah Biringbulu atau salah satu daerah kecil lainnya yang disebutkan
dalam Kasuwiang Salapang. Ini menandakan, bahwa Biringbulu dan
daerah kerajaan kecil lainnya sekitar itu belum bergabung dalam kerajaan Gowa
pada saat itu.
Kondisi
negeri Kasuwiang tetap utuh hingga masa pemerintahan Raja Gowa V,
Karangpang ri Gowa (1420-1445). Pemerintahan Tumanurunga, tak hanya ada
di Gowa. Di beberapa daerah perkampungan di Biringbulu, maupun di Kecamatan
induk Tompobulu, warga setempat juga mengenal Tumanurung sebagai raja
pertama yang memerintah di negerinya.
Seperti
halnya di Kampung Garentong Desa Rappoala Kecamatan Tompobulu, di puncak gunung
desa itu terdapat dua buah batu Tumanurung. Batu yang satu diyakini
sebagai tempat turungnya Batara Gowa dan yang satu lagi istrinya bernama Nasiah
Karaeng Bau.
Menurut
informasi dari salah seorang tokoh masyarakat setempat, bahwa Batara Gowa ini
merupakan Tumanurung yang muncul bersamaan dengan proses terjadinya
Butta Gowa. Dari situlah, tanah Gowa mulai dibentuk hingga menyebar ke daerah
sekitarnya. Itulah sebabnya, kawasan sekitar itu dikenal dengan nama Butta
Towa (negeri yang usianya paling tua).
Demikian
halnya Biringbulu, ada beberapa kerajaan kecil yang dulunya diperintah oleh
seorang tokoh bernama Dampang. Ketika warga kelompok itu melakukan
perang saudara, maka datanglah Tumanurung yang dianggap sebagai tokoh
kharismatik. Tokoh Tumanurung itu turun di Ponceng (sekarang berubah
menjadi Pencong). Tumanurung itulah yang membangun kerajaan Pencong
hingga membuat masyarakatnya sejahtera.
Di
Lauwa, juga ada sosok pemimpin Tumanurung yang diyakini berasal dari
kayangan, masyarakat setempat mengenalnya dengan nama Batara Lauwa.
Jejak kehadiran Tumanurung di Lauwa, kini masih bisa dibuktikan dengan
adanya sebuah bekas kaki dan tangan yang ada pada sebuah batu di bukit Karaeng
Daeng ri Moncong.
Demikian
masyarakat lainnya di Kecamatan Biringbulu, juga mengenal adanya Tumanurunga,
yang hingga kini dikenal dengan Patanna Pa’rasangang (pemilik negeri).
Makamnya atau tempat Tumanurung disayang (lenyap) setiap saat didatangi
pesiarah dengan membawa persembahan (pa’rappo).
Sebelum
Gowa melakukan ekspansi ke wilayah kerajaan sekitarnya, sudah ada beberapa
kerajaan tetangga yang berdiri. Di bagian tenggara, ada dua kerajaan besar,
namanya kerajaan Datara dan Garing yang sangat besar pengaruhnya bagi daerah
sekitarnya.
Konon,
ketika pertama kali kedua kerajaan ini berdiri, masing-masing memiliki Tumanurung.
Di Kerajaan Garing rajanya bernama Tanikobbika Nammikki (belum dicolek
sudah kaget). Ini pertanda bahwa pemimpin pertamanya itu adalah perempuan atau
ratu. Demikian pula di Datara, Tumanurungnya disebut Labba Simboleng
(si sanggul lebar) juga seorang perempuan.
Kedatangan
kedua Tumanurung ini, masing-masing membawa benda pusaka. Tumanurung
di Garing membawa Baju Rante (Baju Rantai) yang hingga kini masih tetap
dilestarikan oleh pewarisnya. Sedangkan sanggul lebar yang dibawa oleh Labba
Simboleng, tak lain adalah sebuah mahkota yang mirip Salokoa. Namun
mahkota dimaksud kini sudah tidak ada lagi. Sisa senjata peninggalan berupa Baddili
(bedil) yang kini masih tersimpang di Datara.
Kerajaan
Datara saat itu meliputi Datara, Lauwa, Malakaji, Rappoala, Lembaya, Batu
Ma’lonro, Sapaya dan beberapa daerah sekitar Lompobattang.
Mengenai
nama Tompobulusebenarnya bukanlah nama baru yang muncul setelah paskah
kemerdekaan, tetapi dulunya adalah sebuah perkampungan kecil yang ada di puncak
gunung yang paling tinggi di Tonrorita.
Tompobulu
Tonrorita merupakan wilayah pegunungan yang paling tinggi. Di puncak gunung itu
terdapat sebuah lubang berukuran 60x60 cm yang ditutupi batu. Bila batu itu
dibuka, angin yang bertiup di puncak gunung itu akan berhembus sampai kedasar
gua.
Menurut
catatan sejarah dari mantan Camat Tompobulu, H. Mansyur Naro pada tahun 1974
menjelaskan, bahwa di Tompobulu pada awalnya merupakan sebuah kerajaan kecil
yang berdiri sendiri sampai tahun 1640 M. Wilayah kerajaan itu terbentuk,
karena adanya persekutuan dari empat pemerintahan kecil daerah itu yang disebut
Baku Appaka (empat pemerintahan adat) terdiri dari Arung Ponceng
dari Pencong, I Bara Dg. Merela dari Datara, Kampung
Badienglolo di Lauwa dan Tau Towa dari Sanrangan.
Dengan
demikian, Lauwa yang sekarang menjadi Ibukota Kecamatan Biringbulu, dulunya
merupakan salah satu anggota Baku Appaka, yang merupakan anggota
legislatif dari kerajaan Datara.
[1]
Abd. Razak Dg. Patunru, Sejarah Gowa, 1963, Hal. 1
Sumber : Buku Sejarah Biringbulu yang disusun oleh Zainuddin Tika, dkk.
JAS MERAH
ReplyDeletePostingx sudah layak dipublikasikan,apalagi referensi cukup akurat. Saya salut,karena anda eksis dalam menelusuri sejarah tentang Biringbulu. Hanya sj fakta sejarah masih perlu penelusuran lebih jauh, terutama asal mula pemberian nama-nama perkampungan yang ada dikawasan Biringbulu dan sekitarnya. Sukses buat anda
ReplyDeleteterimakasih atas masukannya... nanti akan saya coba lanjutan dari postingan saya.
DeletePostingan yg sangat bermanfaat..dan kalau bisa di posting sejarahnya GURU MANNAUNGI yg berada di pencong😇🙏👍👍👍
ReplyDelete